Di setiap kampus pasti ada yang namanya organisasi islam, entah itu apa namanya. Disana pula dakwah kampus dimulai. mereka mendakwahkan islam ini, entah itu lewat kajian-kajian, baksos, seminar, dll. Mereka meneriak-neriakkan dakwah islam supaya tetap eksis. Namun, yang membuat heran adalah batas-batas pergaulan atau komunikasi diantara mereka.
Saya melihat, mereka sesama aktifis kampus menjaga sikap terhadap lawan jenis yang seorganisasi atau bisa dibilang yang sama-sama udah "ngaji". Namun, diluar orang seorganisasi, mereka bebas berinteraksi antar lawan jenis. Malah, ada yang lebih disayangkan, mereka sesama aktifis dakwah tidak bisa menjaga batas-batas pergaulan antar lawan jenis. Ikhwan-akhwat bercanda berlebihan, apalagi kalau suara udah dibuat sedemikian rupa sehingga kedengaran lembut dan mempesona.
Memang, tidak semua aktifis seperti itu. tapi yang jadi PR adalah tawashou bil haq antar sesama aktifis dakwah. bagaimana satu aktifis mengingatkan aktifis yang lain supaya tetap berada pada koridor syari'ah.
Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah begitu saja diacuhkan, karena ini menurut hemat saya adalah hal yang cukup besar. karena merekalah yang menjadi "tauladan" dan sorotan di kampus pada umumnya. kalau sikap mereka aja seperti itu, bagaimana dengan orang lain yang melihatnya?? pantaskah menjadi tauladan?
kalau sudah seperti itu, bagaimana dengan dakwah islam ini???
1 komentar:
Bagaimana mau mendakwahi objek dakwah kita, kalau bukan kita yg mendekati mereka,, mendekati disini dalam artian tetap ada batasannya,,
dakwah yg paling mudah adalah kita cukup menunujukkan akhlakul karimah sebagai seorang muslimah yg baik,, itu sudah termasuk bagian dr dakwah...
Posting Komentar